Militer AS mulai
menguji coba senapan yang dijuluki sebagai senapan pintar atausmart rifle yang
dibuat oleh perusahaan TrackingPoint Inc. Kabar beredar menyebutkan,
Angkatan Darat AS telah membeli enam senapan pintar precision-guided tersebut
dengan harga masing-masing sekitar USD 27 ribu ( sekitar 327 juta rupiah). Oren
Schäuble, kantor pemasaran dari perusahaan yang berbasis di Texas itu
menegaskan bahwa dalam beberapa bulan terakhir Angkatan Darat AS telah membeli
senapan-senapan tersebut untuk dievaluasi. "Pihak militer telah
membeli beberapa unit (senapan pintar) untuk tujuan pengujian dan
evaluasi," kata Schäuble , dalam wawancaranya dengan situs Military.com,
Selasa, 14 Januari 2014, saat pameran senjata SHOT, pameran senjata terbesar di
negara itu dengan sekitar 60.000 peserta. Dengan hanya menerima beberapa
menit instruksi untuk menggunakan senapan, seorang koresponden dari
Military.com mampu mengenai target yang jaraknya hampir 1.000 meter pada
tembakan pertama.Dari sekitar 70 wartawan dan penembak pemula yang menguji
senapan itu pada hari Senin diBoulder City, Nevada, hanya satu atau dua orang
yang meleset dari target jaraknya sekitar 980 meter, menurut Schäuble. Inilah
yang menjadi alasan mengapa lebih dari 30 departemen dan lembaga penegak hukum
AS meminta pendemonstrasian senjata ini untuk membuktikan keakuratannya. "Itu
adalah hari yang istimewa," katanya. "Saya bisa mengatakan bahwa
kita berada di 70 persen probabilitas keberhasilan tembakan pertama pada jarak
1.000 meter dengan penembak yang kurang berpengalaman." Sebagai
perbandingan, menurut Schäuble, seorang penembak jitu militer (AS) memiliki
tingkat keberhasilan tembakan pertama antara 20 dan 30 persen. Mereka
biasanya baru mencapai tingkat keberhasilan tembak 70 persen di tembakan
berikutnya, Schäuble menambahkan. "Itu adalah proposisi nilai yang
besar," katanya. "Ada tingkat kesenjangan yang besar antara
tembakan pertama dan kedua." Uji coba oleh militer ini dimaksudkan
untuk menentukan bagaimana seorang tentara biasa yang menggunakan senapan
pintar dibandingkan dengan seorang penembak jitu anggota yang menggunakan
senapan konvensional, kata Schäuble. Angkatan Darat AS sendiri telah lama mengidam-idamkan
senapan semacam ini. Tahun lalu, Angkatan Darat AS menguji senapan XM25 air-burst di
Afghanistan.Tidak tahu apakah senapan pintar ini akan diterima oleh komunitas
penembak jitu. Ketika ditanya apakah senapan pintar tersebut menerima
penentangan dari penembak jitu militer, Schäuble mengatakan "Ini bukan
untuk mereka. Ini untuk orang-orang yang tidak terlatih agar berkemampuan lebih
baik. Ini lebih untuk tentara biasa." "Senapan dapat
berkomunikasi satu sama lain," katanya. "Kita dapat mengaktifkan
informasi tempur, dalam artian Anda bisa menandai sasaran untuk orang lain.
Anda bisa memberikan target kepada orang lain," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar